Kisah Bayi Pertama yang Lahir dari Sperma Pendonor ODHIV
Amy adalah bayi pertama yang lahir dari bank sperma HIV-positif pertama di dunia, Sperm Positive.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Amy adalah bayi pertama yang lahir dari bank sperma HIV-positif pertama di dunia, Sperm Positive.
HIV dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan atau persalinan, serta melalui ASI.
HIV tidak hanya dapat menyerang orang dewasa, bayi pun bisa terinfeksi virus ini. Sebagian besar bayi tertular virus melalui ibunya yang positif HIV. Penularan kepada bayi bisa terjadi saat masih dalam kandungan, proses persalinan, dan menyusui.
Orang yang hidup dengan HIV dapat melahirkan bayi yang HIV-negatif. Meskipun demikian, beberapa langkah tambahan diperlukan untuk mengurangi kemungkinan penularan HIV.
Berkat pengobatan antiretroviral (ARV) yang sangat efektif, banyak orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. Dan ini telah memungkinkan banyak ODHIV untuk mengejar tujuan dan ambisi jangka panjang, seperti pendidikan, karir, memulai dan membangun keluarga.
Jumlah anak yang terinfeksi HIV sejak tahun 2000 kian menurun. Pada akhir 2015, berdasarkan situs webmd, 2,6 juta anak di seluruh dunia berusia kurang dari 15 tahun hidup dengan virus HIV, tetapi hanya sekitar sepertiga dari mereka yang mendapatkan perawatan.
Adanya program perlindungan sosial nasional berkontribusi untuk meningkatkan akses ke kesehatan, pendidikan dan gizi, memperkuat jejaring sosial, meningkatkan akses ke pengobatan dan pencegahan serta mengurangi kerentanan anak dan remaja dari resiko HIV/AIDS.
Banyak anak yang hidup dengan HIV mengalami peristiwa kehidupan yang sulit yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikososial mereka, seperti kehilangan pengasuh atau orangtua untuk penyakit terkait AIDS, stigma, keterkejutan tentang status mereka, dan tidak memahami pentingnya patuh pada pengobatan.
Sangat penting bahwa bayi dan anak kecil yang hidup dengan HIV menerima pengobatan HIV sedini mungkin, dan ditindaklanjuti dengan pemantauan yang konsisten, karena pengobatan bayi dan anak lebih sulit daripada orang dewasa.
Ketika seorang bayi memiliki HIV, kemungkinan meninggal akibat penyakit terkait AIDS menurun sebesar 75% jika mereka diberi ARV dalam 12 minggu pertama.