Pandemi Covid-19 Telah Berakhir, Bagaimana dengan Epidemi HIV dan AIDS?
Sekitar 40 tahun yang lalu, diterbitkan laporan ilmiah pertama yang menjelaskan pneumonia pneumocystis, yang kemudian dikenal sebagai AIDS.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Sekitar 40 tahun yang lalu, diterbitkan laporan ilmiah pertama yang menjelaskan pneumonia pneumocystis, yang kemudian dikenal sebagai AIDS.
Terapi antiretroviral yang dilakukan setiap hari dapat mengurangi jumlah HIV dalam darah ke tingkat yang tidak terdeteksi dengan tes standar.
Faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi atau merokok, sama untuk orang dengan HIV maupun orang tanpa HIV.
Orang yang hidup dengan HIV mungkin mengalami kerontokan rambut sebagai bagian alami dari penuaan atau dari kondisi lain.
Selama bertahun-tahun, orang berhubungan seks menggunakan chemsex di kala mereka mabuk atau sedang merasa “high”.
Efek samping obat bervariasi tiap orang. Untuk beberapa orang, efeknya terasa ringan. Tapi bagi yang lain, dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Banyak orang mengira bahwa infeksi menular seksual (IMS) tidak berbahaya. Tapi, memiliki IMS dapat meningkatkan peluang terkena HIV.
HIV telah diketahui setidaknya sejak tahun 1980-an, tetapi mitos dan stigma tentang cara penularannya masih ada sampai sekarang.
Apa itu seks anal, dan bagaimana kita bisa melakukannya? Apakah ada risiko?
Orang yang terinfeksi HIV mengalami tingkat kondisi alergi yang tinggi, termasuk rinitis alergi (hay fever), alergi obat, dan asma.