Hidup Dengan HIV Dan Mendapatkan Vaksin COVID-19
Saya telah divaksinasi penuh untuk melawan COVID-19. Bukankah itu pernyataan yang luar biasa? Dua belas bulan yang lalu tidak ada yang pernah mendengar tentang COVID-19.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Saya telah divaksinasi penuh untuk melawan COVID-19. Bukankah itu pernyataan yang luar biasa? Dua belas bulan yang lalu tidak ada yang pernah mendengar tentang COVID-19.
Menerima diagnosis positif HIV mungkin bukan hal terburuk yang dapat terjadi dalam hidup seseorang, tetapi hal itu mengubah cara seseorang menjalani hidup dan mereka harus mendapat bimbingan konseling terkait dengan dampak perubahan hidup itu terhadap kesehatan mentalnya.
Aku dibesarkan di negara di mana jika kamu hidup dengan HIV, kamu akan dianggap sekarat, seakan-akan ajal akan segera menjemputmu.
Sebelumnya aku tidak pernah tahu bahwa aku memiliki HIV. Aku hanya disuruh minum obat setiap hari tanpa harus tahu apa gunanya. Saat itu aku masih terlalu kecil untuk mengetahui tentang HIV. Saat aku pindah ke kota tempat bibiku tinggal, aku harus berpindah dari fasilitas kesehatan sebelumhya ke fasilitas baru bernama The Aids Support Organization (TASO) di kota Mbarara, Uganda.
Suatu hari saat kami sedang berkendara, suamiku berkata bahwa dirinya sakit. Aku kebingungan. Aku menanyakan seperti apa sakit yang dirasakannya.
Seorang pria di London, Inggris, dikabarkan menjadi orang kedua di dunia yang sembuh dari infeksi HIV.
Tatkala 18 tahun lalu Joyce Turner Keller didiagnosis dengan HIV, ia sangat mengandalkan iman Kristennya untuk melalui fase kehidupan yang baru ini.
Ya, ia nyaris tewas. Namun pada saat itu juga Hadi bertekad untuk bangkit. Dan juga memulai mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) yakni Zidovudine, lamivudine dan nevirapine.
Melihat resume seorang Erijadi Sulaeman, awam mungkin tidak akan mengira bahwa pria kelahiran Bandung 52 tahun silam ini telah hidup bersama HIV selama hampir 20 tahun lamanya.
Baby Rivona Nasution, perempuan yang sudah hidup bersama dengan HIV selama 17 tahun itu, mengaku bahwa ia bersyukur bisa mengetahui status HIV-nya lebih dini. Kondisi ini membuat ia cepat pula mencari informasi dan pengobatan antiretroviral (ARV) yang benar sehingga bisa menjalani hidup tanpa rasa takut. Ya, perempuan pemberani yang selalu lantang tatkala memberi edukasi tentang HIV dan AIDS ini, selain bisa menjalani hidup tanpa rasa takut, ia juga menjadi seorang ibu dari anak yang tidak terinfeksi HIV meski ia sendiri seorang ODHIV.