Freddie Mercury, Mungkin Masih Ada Jika ARV Ditemukan Lebih Cepat
Freddie Mercury, vokalis utama rock band asal Inggris, Queen, mungkin masih bisa hidup hingga hari ini jika obat antiretroviral telah tersedia beberapa bulan lebih cepat.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Freddie Mercury, vokalis utama rock band asal Inggris, Queen, mungkin masih bisa hidup hingga hari ini jika obat antiretroviral telah tersedia beberapa bulan lebih cepat.
Di Indonesia, obat Antiretroviral (ARV) sudah tersedia secara luas mulai dari di fasyankes seperti puskesmas, klinik swasta dan rumah sakit.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal dengan tiga anak perempuan, apalagi menyandang predikat ODHA. Namun Eva Dewi (35 tahun) membuktikan bahwa itu semua tidak membatasi aktivitasnya sebagai relawan pelatih sepakbola untuk anak, tinju untuk perempuan, di organisasi Rumah Cemara, Bandung.
Di Indonesia, obat Antiretroviral (ARV) sudah tersedia secara luas mulai dari di fasyankes seperti puskesmas, klinik swasta dan rumah sakit.
Atlet lompat Indah Greg Louganis, mengukuhkan posisinya dalam sejarah Olimpiade Amerika Serikat (AS) ketika dia menyapu bersih medali emas di Olimpiade 1984 dan 1988. Pada saat didiagnosis terinfeksi HIV, enam bulan sebelum pertandingan olimpide di tahun 1988, Greg merasa bagaikan mendapatkan hukuman mati.
Terapi ARV sejatinya tidak menghilangkan HIV dari tubuh Anda, tetapi membantu agar jumlah virus tetap di bawah kontrol sehingga Anda tetap dapat sehat selama mungkin.
Terinfeksi HIV bukan berarti hidup Anda tidak lagi sehat dan bermakna. Dengan perawatan tepat, harapan hidup Anda akan sama dengan mereka yang tidak terinfeksi HIV. Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk merawat diri sendiri dan membuat Anda lebih bugar, sehat dan bahagia.
Mencapai populasi kunci merupakan target yang sangat penting. Hal serupa juga dinyatakan oleh Dudu Dlamini, seorang aktivis untuk kesehatan dan hak-hak pekerja seks, yang menekankan perlunya mendekriminalisasi pekerjaan seks untuk menghilangkan hambatan layanan HIV bagi pekerja seks.
Jika terjadi interaksi maka akan mengakibatkan perubahan konsentrasi obat ARV di dalam darah. Perubahan konsentrasi obat inilah yang bisa mengakibatkan gagalnya pengobatan atau menimbulkan efek racun oleh obat ARV itu sendiri terhadap tubuh.
Hasil riset terbaru menyatakan bahwa poppers mengandung banyak pelarut dan propelan berbahaya yang bisa menyebabkan delirium, potensi kerusakan saraf otak, dan dalam beberapa kasus, kematian yang mendadak.