Bagaimana PrEP dan PEP Telah Menyelamatkan Hidupku
Joel Alcaraz sudah lebih dari setahun mengonsumsi obat pre-exposure prophylaxis atau PrEP, untuk mencegah terinfeksi HIV, yang ia akui telah menyelematkan hidupnya.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Joel Alcaraz sudah lebih dari setahun mengonsumsi obat pre-exposure prophylaxis atau PrEP, untuk mencegah terinfeksi HIV, yang ia akui telah menyelematkan hidupnya.
Siapapun bisa terkena IMS dan banyak sekali infeksi yang tanpa gejala. Jumlah pengidap IMS terus meningkat karena berbagai alasan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) telah mengizinkan obat suntik Cabenuva yang cukup disuntikkan sebulan sekali.
Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan tertular human papillomavirus (HPV) suatu saat dalam hidup mereka jika mereka tidak mendapatkan vaksin HPV.
Tahukah kamu bahwa sangat mungkin untuk memiliki IMS tanpa gejala. Apalagi jika kamu aktif secara seksual, maka besar kemungkinan kamu bisa terkena IMS.
Ketika didiagnosis dengan HIV, Aaron Carter asal Amerika Serikat (AS) tahu bahwa akan ada tantangan tersendiri ketika mencari pasangan, yang disebabkan oleh stigma. Apalagi bagi Aaron, berkencan atau berpasangan adalah segalanya.
Profilaksis pra-pajanan HIV (PrEP) berbasis tenofovir dan emtricitabine tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi virus corona SARS-CoV-2, juga tidak mengurangi tingkat keparahan penyakit COVID-19.
Orang dengan HIV dengan jumlah CD4 di bawah 350 hampir tiga kali lebih mungkin untuk mengalami gejala COVID-19 yang parah daripada orang dengan jumlah CD4 yang lebih tinggi. Hal itu disampaikan oleh British HIV Association dan European AIDS Clinical Society bahwa orang dengan HIV yang memiliki imun tubuh lebih rendah kemungkinan besar akan mengalami risiko lebih tinggi terkena penyakit serius.
Banyak sekali tindakan-tindakan yang mengarah kepada kebencian yang terjadi di sekitar kita yang sulit dihindari. Bahkan tidak jarang kita menemukan stigma dan diskriminasi yang diperlihatkan di televisi dan berbagai platform media sosial.
Bukan rahasia lagi bahwa sebagian orang menganggap Infeksi Menular Seksual (IMS) sebagai hal yang kotor, menjijikkan dan memalukan. Beberapa orang menyebut mereka yang memiliki IMS sebagai pelaku seks bebas yang tidak bertanggung jawab.